B

B

Minggu, 05 Januari 2014

wheel of life



aku agak nggak sependapat bahwa kehidupan adalah roda, aku jugak agak nggak setuju kalo waktu kita dibawah -dengan mudahnya- bisa mutar muter sesuka udel lo, jadi lo bisa diatas waktu roda itu berputar.


kita semua kalo kesulitan emang pandai nyari nyari alesan buat menghibur diri... padahal coba pikirin kalo hidup kita kayak roda, ketika kita dibawah kemudian kita berputar keatas... lalu.. suddenly, unfortunately, ujug ujug, mak jegagik, mak jelontor, kita dibawah lagi trus gimana dong?

nggak terima? iya

marah? iya

jengkel? iya

nesu? jelas

mutung? makmu kui

makanya.. "roda" ini pas kalo kita dibawah trus sudden keatas rather than kita pas diatas trus mak jegagik kebawah kan?

sak karepmu.

jadi perumpamaan apa yang pas yang mengkondisikan kita ketika kita dibawah dan lalu keatas tanpa ingin kebawah lagi??

air? no! dia kalo jadi awan trus hujan gmana? jatoh juga
balon gas? kalo gasnya abis? jatoh pula
pesawat? roket mungkin? bensinmu iso yo unlimited koyo speedy?
burung? emprit? sumpah kalo ada emprit leng iso mabur terus, otot sayape tak transplantasi we cah

terus apa dong?

....

ibarat lingkungan. kita harus jadi bumi.
lhakok?




apakah bumi diatas atau dibawah?
apakah kamu berada di bawah atau diatas?
dibawah? yakin koe ning ngisor bumi?
diatas? yakin ra ndes koe ning atmosphere?

pernyataannya adalah bahwa bumi menjadi dirinya sendiri. bahkan kita tidak bisa mendefinisikan letak bumi dalam space. karena kita belum tahu batas space.

jangan mau bergantung pada roda kehidupan, justru kenyataannya kita yang pakai roda itu buat memudahkan pekerjaan kita bukan?


masih kurang tepat? merasa nggak mudeng?
itulah ciri ciri blog ini dan khususnya aku dewe.. gak pernah memiliki kejelasan humaniti
aku cuman ngluarin aja isi paradox yang nggak pernah bisa keluar di sela sela sum sum otak yang terbelenggu dalam kerasnya hidup dan kehidupan.

ini sekaligus post votum dan salam di tahun politik, kuda emas, 2014.

sekalius interpretasi konkrit sebuah manifestasi keadaan situasional secara afektif dan kebatinan yang multidimensional bilateral dan multilateral. sakcocot cocotmu lah...



dari seorang civitas cendekia instrumentalia soneta tempora lala akademia Taruna Nusantara

Jeovan FIllandro
to the past say wow to  the present say go to the future dont say no 
opo to? aku ra mudeng bla bla blast.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar