B

B

Jumat, 30 Desember 2016

Aku datang


Aku datang tidak dengan lencana. Tidak tali komando. Tidak dengan seribu brevet dan wing yang biasa aku bawa. Aku hanya diam terbungkam. Mengamati sudut sudut rumah yang menatapku tajam, menanyakan darimana saja aku. Rumahku sekarang seakan memusuhiku, menagih penjelasan yang selama ini kupendam dan tidak satu pun aku keluarkan dari mulut kering ku. Seteguk air liur aku telan demi mengalihkan rasa takutku akan semua akusisi hantu hantu yang menghuni pelosok ruangan kamarku.

Disini aku memulai disini aku akan akhiri. Itu pikirku saat itu. Setidaknya semuanya berakhir walapun tidak disini. Semua kecewa. Aku pun kecewa. Jiwaku memberontak, tapi keadaan lah yang membekap suara yang dengan susah payah aku keluarkan, dan yang tersisa hanya bisikan bisikan halus yang didengar semut pun tidak. Awan putih yang menemani goresan pena pada kertas yang sama putihnya pada masa kejayaan lalu hanya menggantung pada langit yang acuh dengan tatapan ku, seolah tak ikut peduli dengan apa yang terjadi, tak mau menjadi sekutuku lagi rasanya. Aku seperti orang yang disunat loyalitasnya, yang anehnya dijahit dengan benang kawat sehingga memang bertujuan untuk memperparah perdarahan kegagalan.

Sudah cukup. Setidaknya aku datang kan!?. Aku menepati janji walau secara parsial!. Dari semua tanda kehormatan yang dulu aku bawa, sekarang hanya sfigmomanometer di tangan kiri, stetoskop yang menggelantung di leher, dan tangan kanan yang siap mendengarkan denyut kehidupan dalam pembuluh arteri. Mereka tidak melihat itu sebuah jabatan dan simbol kepangkatan. Tidak juga aku. Bagaimana alat itu bisa menjadi simbol yang membanggakan, akupun tidak mengelah kalau sabit malaikat kematian muncul dan si empunya mengadu pada Tuan dan si Tuan memandatkan agar anak yang memalukan ini dicabut jiwanya dari raganya. Tapi aku tidak sekalipun mengumpat pada takdir. Karena aku lah yang membuatnya. Entah aku kawin dengan siapa, sehingga anakku yang bernama takdir ini menjadi penerang jalan saat aku tua nanti, yang jelas aku tidak akan membuangnya ke panti asuhan!.

Takdir itu kini ada dihadapanku. Aku yang melatihnya dan aku pula yang menyekolahkannya. Bagaimana pun ia harus mendapat gelar sarjana. Untuk apa, untuk kebanggan lagi?, aku rasa kini akulah yang diberi tongkat komando ilahi dari Tuan untuk mengubah si takdir. Ia tidak lagi mencari lencana dunia. Tidak tali komando dunia. Tidak dengan seribu brevet dan wing yang berasal dari dunia. Ia mencarinya demi kemanusiaan. Karena itulah ia harus menjadi yang terkecil diantara semua, agar yang terkecil itu akan menjadi yang terbesar nantinya, yang terdahulu itu akan menjadi yang terdepan pada saatnya.

Dan hakim di ruanganku tidak perlu lagi mengadili daku yang telah berzinah dengan dosa yang mencabuli kepercayaan, karena kini aku telah diberi grasi oleh Tuan sekali lagi untuk berkarya dan meneruskan pekerjaannya yang mulia. Aku datang untuk kemanusiaan yang telah lama diperkosa. 





Denpasar, 31 Desember 2016




Jeovan Fillandro





Kamis, 29 Desember 2016

its Christmas time


Well it's Christmas time and I'm warm inside despite the bitter cold. Cause you're here with me and I guarantee, my heart is yours to hold. So we smile below this mistletoe, as if we need a hint. The falling snow, well I bet it knows, how love can pull you in.


Little lights flash in your eyes. Glowing by the fireside. Leave the presents on the floor, cause you're the one I'm waiting for.

Let me lead the way this holiday; Lets fly around the world tonight. I love the way you hold me tight. Kiss me babe, it's Christmas time.

Rabu, 05 Oktober 2016

she got a tan, and I got a sunburn

So there we were, back home from somewhere inside my head
bravely I fought off the monsters beneath her bed
Pillars of postwar books supported by frame of mind
While she memorized the pages that I tried to not hide behind
She took my hand in hers and whispered her love for me
The lantern died that night but we didn't need to see
Implying that she's the bee's knees and I am the cat's meow
It's funny how she recalls what I can't remember now

So there we were out there, unaware of where we'd been
We kicked off our flipflops and swung from the rooftops again
It's awkward but I'll confess she's all I can think about
And it's funny how I recall what she can't remember now


But when her smile came back and I didn't feel half as horrible
She gave me a heart attack just because she looked so adorable
We both put our sunblock on, played on the beach and vowed that we'd live and we'd learn
but she got a tan, and I got a sunburn

afterglow, look out below
We left a trail of dust behind
As we parted ways, she held my gaze
And left an imprint on my mind
I tried not to cry as we said goodbye
And hung the clouds above my town
But I shed a tear when she disappeared
Cause now I'm a stranger on the ground

Minggu, 18 September 2016

HARI HARI YANG KERAS


Hari- hari yang keras

Yo man! Sebenernya judulnya maunya rough days  tapi kalo di bahasa Indonesiain di google translate jadi “hari hari yang keras”. sungguh aneh, namun ciamik.

Bulan bulan terkhir setelah post terakhir merupakan bulan yang keras, diisi dengan hari yang keras, jam yang keras, menit yang keras, tapi gue selalu meyakinkan diri, gue bisa enjoy tiap detik yang ada. Baru kerasa kerasnya didikan yang sesungguhnya, gue nggak ngomong gue capek terhadap kekerasan, tapi ya memang keras, dan gue sedang memaintenance mental fundamental untuk gue bisa ngadepin kekerasan, ciamik wkw

Kerasnya gimana?

Dulu waktu kaka sepupu gue kuliah, gue selalu wondering, kok dia pulangnya selalu sore terus bahkan sampe lewat jam makan malam ya? Apa sih yang dia lakukan di kampus? Segitu sibuknya apa ya? Sibuk ngapain sih? Belajar? Duh, ambisius banget sih kak, segitunya sampe belajar lebih dari 10 jam, yang notabene gue pernah denger, efektivitas belajar itu paling sejam, paling lama dua jam dan setelah itu kalau mau lanjut, kita musti break atau istirahat selama 30 menit (salah satu bimbel kita yang terkenal, yang di gawangi oleh pak Ir. Bob Foster, Ganesha Operation, memakai teknik ini)

Hebatnya belajar 10 jam sehari. Plus dirumah tatapannya laptop mulu.

Apa gue juga akan seperti itu? Dibenak gue paling dalem, dan merupakan frightening thought. Secara gue orangnya SELOW, MAIN TERUS, NGGAK BISA HIDUP TANPA GTA, PALING NGGAK BISA BELAJAR LEBIH DARI 10 MENIT, PALING GA BISA KALO GA MAINAN CEWEK, BELAJAR H-1.

Artinya, jam main gue akan berkurang bahkan hilang kalo ntar gue kuliah. Gue takut kalo gue gak bisa main lagi. Terus terang rasanya kalo ada kuliah gaming, rasanya mending daftar SNMPTN jurusan itu aja deh. Okay that’s just my frivolous tought. Dan pada saat yang sama, gue merasa cupu, kalo gue gak siap kuliah, berarti gue gak siap jadi ayah buat anak anak gue kelak dong? Masa iya gue memilih untuk tidak kuliah dan tidak menikah karena gue mau memainkan GTA sepanjang hidup gue?  Kejantanan gue pun menciut karena pikiran yang tak karuan ini.




Waktu demi waktu berlalu...



Ospek udah, organisasi udah, lecture udah. GUE KULIAH, GUE K U L I A H. 


gue mulai nggak asing dengan kesibukan kampus, dan pulang malam malam. Entah rasanya apa yang gue lakukan sehingga bisa 12 jam non stop nggak di kos. Tapi rasanya if i close my eyes,

But if you close your eyes,
Does it almost feel like
Nothing changed at all?
And if you close your eyes,
Does it almost feel like
You've been here before?

Dan suatu minggu yang cerah, seperti biasa biasanya, gue nggak ke gereja pagi pada hari minggu tertentu, contohnya seperti hari miggu ini. gue malah sibuk ngelayanin orang, yang boleh lah kita sebut pelayanan kesehatan. Gue nggak dipaksa, gue nggak dibayar untuk capek capekan ini, gue gak dapet popularitas dan ketenaran, dan malah kebalikannya, ini keinginan gue, ini bener bener pelayanan kesehatan 100% tanpa ada profit, nggak ada sponsor produk farmasi disini apalagi iklan produk tembakau yang biasanya menghiasi kegiatan kegiatan mahasiswa. 

Pada malam sebelumnya seperti malam minggu sebelum sebelumnya gue berdoa sama Tuhan “Ya Tuhan, terimakasih untuk hari ini, berkatilah besok supaya saya dapat bangun pagi pagi sekali dan dapat beribadah kembali di rumahMU ya Bapa (gereja maksudnya)” terus gue sadar, oh iya besok gue nggak ke gereja pagi, gue besok pelayanan kesehatan. Gue berdoa lagi, kali ini gue nggak mikir mau bilang gimana sama Tuhan, gue asal koreksi aja doa sebelumnya “Ya Tuhan, saya kembali ke hadiratMU, saya berdoa supaya besok saya dapat bangun pagi pagi sekali untuk bukan ke gereja pagi tapi saya dapat melakukan pelayanan kesehatan, dan dapat berguna bagi sesama, seperti KAU juga yang pernah melakukan pelayanan kesehatan” gue nggak tahu, segitu lancangnya gue sama Tuhan, memilih selain ke gereja pada besoknya, yaitu minggu pagi ini.

Waktu pelayanan kesehatan yang berlangsung 5 jam itu, gue akhirnya mulai agak lesu karena makin siang. Seorang pria tua, umur 68 tahun, rekam medisnya ada di gue, gue tau semua datanya, yang gue gak mau sebutin disini, karena isi rekam medis itu milik bapak tua itu, tapi kertasnya punya gue. Dia datang. Tensi pada pemeriksaan minggu lalu cukup tinggi, tapi begitu gue denger sistole/ diastole nya pada pemeriksaan saat itu sangat bagus. Dia bilang “saya ikutin saran adek minggu lalu, saya minum banyak, olahraga, sama nambahin sayur, plus nggak ngerokok lagi, STOP ROKOK hehehe.” Walaupun dia tau gue masih semester 3, yang dimana ilmu gue masih kayak upil, tapi rupanya dia tau gue agak bangga dengan peningkatan kesehatannya.

“dek, semester 3 ya? (iya pak hehe, gue jawab) Hehehe... oiya dek Fillandro (sesua nama di nametag gue) kristen ya? Nggak ke gereja nih?” CEPLAS, nampar pipi gue yang sejak dari minggu lalu resah karena nggak biasa kalo nggak ke gereja pagi, dan takut ngantuk kalo ikut gereja siang, dan takut lebih ngantuk kalo gereja malam. “saya juga kristen hehehe, semangat kuliahnya ya dek, saya yakin....” disini dia mulai cerita bagaimana mulianya apa yang seseorang lakukan dengan memilih capek capekan untuk melayani sesama tanpa dibayar apalagi pada hari sabat, seperti apa yang pernah Tuhan gue juga lakukan. Dia juga berterimakasih karena gue mau bangun pagi pagi, ngatur kursi sendiri, mengecek tensi, mengecek kesehatannya bahkan memberikan saran yang bisa dia gunakan untuk meningkatkan kesehatannya, sampe dia bisa maintenance kesehatannya tanpa kehadiran gue.

INI LAH BAYARAN GUE. IYA, SATU KATA YANG TAK TERPISAHKAN. YANG MELEGAKAN. SELALU DIUCAPKAN SAMBIL MENYERTAKAN SATU SENYUMAN YANG ABSOLUT. TULUS, IKHLAS, TANPA BEBAN, PLONG, BENAR BENAR TANPA ADA PENYESALAN, DAN KEHADIRANNYA BAGAIKAN SUATU EMBUN PAGI YANG MENETES KE DAHI RUSA YANG SEJAK TIDURNYA YANG LELAP MENGHARAPKAN KEHAUSAN TENGGOROKANNYA SIRNA..... KATA ITU:

TERIMAKASIH

IYA CUMA KATA ITU YANG PENGEN GUE DENGER TIAP AKHIR PEMERIKSAAN.
KATA YANG MEMBAYAR APAPUN. BAHKAN UANG PUN NGGAK MAMPU MENUKAR NILAINYA WALAU DITUKAR PADA PENUKAR VAULTA ASING MANAPUN.

Setelah kata itu keluar dari bapak tua itu, gue langsung menyalami dia sambil mengucapkan mantra kedokteran ampuh yang gue yakinin manjur “sehat terus ya pak” bapak itu punya raut yang menunjukan rasa syukur pada Tuhan, begitupun gue.

Hari ini begitu menyadarkan, kegundahan gue, ketumpulan hati gue, dan yang paling penting menjaga ke intiman gue sama Tuhan gue Yesus Kristus. Gue merasa nggak menyesal gue menjalani kuliah dengan jam terbang yang keras. 

Dan gue selalu pake ayat andalan gue pada YAKOBUS 1 : 12
“BERBAHAGIALAH ORANG YANG BERTAHAN DALAM PENCOBAAN, SEBAB APABILA IA SUDAH TAHAN UJI, IA AKAN MENERIMA MAHKOTA, KEHIDUPAN YANG DIJANJIKAN ALLAH KEPADA BARANGSIAPA YANG MENGASIHI DIA.”



now playing POMPEII – BASTILLE

I was left to my own devices
Many days fell away with nothing to show

And the walls kept tumbling down
In the city that we love
Great clouds roll over the hills
Bringing darkness from above

But if you close your eyes,
Does it almost feel like
Nothing changed at all?
And if you close your eyes,
Does it almost feel like
You've been here before?
How am I gonna be an optimist about this?

We were caught up and lost in all of our vices
In your pose as the dust settled around us

And the walls kept tumbling down
In the city that we love
Great clouds roll over the hills
Bringing darkness from above

But if you close your eyes,
Does it almost feel like
Nothing changed at all?
And if you close your eyes,
Does it almost feel like
You've been here before?
How am I gonna be an optimist about this?

Oh where do we begin?
The rubble or our sins?


How am I gonna be an optimist about this?

If you close your eyes, does it almost feel like nothing changed at all?




Minggu, 29 Mei 2016

@secondhome

i love you
i love you i love you i love you
i love you i love you i love you
i love you i love you i love you
i love you i love you i love you
i love you i love you i love you
i love you i love you i love you
i love you i love you i love you
i love you i love you i love you
i love you i love you i love you

thanks udah bolehin gue masuk ke hati lo
semoga ini menjadi awal yang baik buat kita



Selasa, 17 Mei 2016

MRIPAT


Matamu melemahkanku 
Saat pertama kali ku lihatmu
Dan jujur ku tak pernah merasa
Ku tak pernah merasa begini

Mungkin inikah cinta pandangan yang pertama
Karna apa yang kurasa ini tak biasa
Jika benar ini cinta mulai dari mana 
Dari mana?

Dari mripatmu, mripatmu,  ku mulai jatuh cinta

Ku melihat, melihat ada bayangnya
Dari mata buatku jatuh
Jatuh terus jatuh ke hati





dari suaramu suaramu ku mulai jatuh cinta


Minggu, 15 Mei 2016

my everything

When my hope is lost and my strength is gone
When I can't get up, and I can't go on
When I'm plagued with pain, and filled with fear
When my days are few, and death is near
I run to You, and You alone

When sorrow knocks me down
And you pick me off the ground
I lift my hands up
Cause You're my light in the dark
And I sing with all of my heart

Hallelujah, my almighty God divine
Hallelujah, I am Your's and You are mine
This is all I know how to say
Hallelujah, Hallelujah
You're my everything


Hallelujah, by the grace of God above
Hallelujah, I'll shine a light cause I am loved
This is all I know how to say
Hallelujah, hallelujah
This is all I know how to say
Hallelujah, Hallelujah
You're my everything

God, thank you so much for life, for Your love, and for salvation through your precious Son Jesus Christ! You deserve every ounce of our love and adoration, that and much more! You are so amazing there is no word to describe how amazing You are! Thank you for being by my side no matter what! No matter what I face, you are always by my side! 

Senin, 04 April 2016

ROMAN ROMAN GITU




dibalik kesuksesan pria disana ada seorang wanita yang selalu mendukungnya” - unknown

Quote siapa gitu, gue pernah baca dan denger. Gue langsung mengerutkan kening mikir quote ini. iye szih bener juga. Gue pertama mikir, kalo papa gue jadi prianya pasti wanitanya mama gue. Iya sih gitu, buktinya waktu papa gue sekolah ke luar negeri, mama gue tiap hari telpon doi, nyemangatin doi, sampe akhirnya papa bisa menyelesaikan studinya.

Kalo di kehidupan gue, gue bersyukur banget gue pernah punya doi yang selalu jadi alasan untuk gue maju terus. Kasih bocoran aja, no secret; gue dulu orang nya asal asalan, gak pernah belajar, main terus, ngeband terus sama temen, nilai fisika gue 19 (sama kayak nomor absen gue, dan gue bangga wkwk) kebut kebutan pake motor sampe radius dan ulna gue patah di jalan kartini dan rasanya linu dan lu musti nyoba! :’). Sampe gue ketemu sama bocah berusia 15 tahun, polos, pintar, rohani sekali, has a lovely family, kinda cute, lil’ bit classy, dikit lagi kalo punya cowo, hidupnya flawless dah wkwk.

Gue terpacu sekali punya doi. Sangat.

Dan asal lu tau;

Doi pinter banget, rasanya minder kalo gue ga pinter. Gue belajar. Dalam proses belajar tu gue rasanya dikasih Tuhan kemudahan, anjir kok ternyata belajar itu hal yang menyenangkan sekali ya? Kenapa gak dari kelas 8 gue belajar? Tau gini fisika gue gak remed dah.

Doi wajah nya bersih sekali, rasanya minder kalo wajah gue lusuh. Pake lah gue Nivea Men wkwk. Habis itu tiap pagi gue gak pernah lupa cukur jenggot. Potong kuku terus tiap 1 minggu sekali. Bersihin telinga yang kotorannya udah kaya tambang emas di sungai Colorado Amerika Serikat. Upil upil di hidung juga gak luput dari objek pembersihan gua. Pokoknya gue harus tampil clean dihadapan doi.

Doi orangnya rapih sekali, rasanya minder kalo baju sekolah aja selalu gue keluarin, kaos kaki selalu pendek dan selalu terget operasi guru BK dan terutama Pak Brenk. Makanya semenjak itu gue neat. Cukuran rapi, baju gak pernah dikeluarin, kaos kaki doang yang masih pake sneakers socks soalnya adem dan gak sumpek.

Doi orangnya musisi banget, rasanya minder kalo gue Cuma bisa drum doang. Major in piano  buat gue meleleh, gue mulai belajar gitar. Buat lu yang pernah belajar gitar, pasti tau, pertama belajar, jari jari itu kapalan dan rasanya sakit bangett pa lagi gue pake gitar string bukan nylon. Akhirnya gitar gue bisa, dan artinya bass pun gue juga udah katam. Saxophone gue pelajarin juga walau Cuma do re mi fa sol wkwk. Piano sendiri emang udah basic gue waktu SD. Drum perkusi cajon bass gitar piano organ saxophone pianika suling recorder, gue udah modal banget jadi pengamen kelas kakap kalo seandainya ntar kepepet (balik ke post awal) wkwk.

Doi aktif banget di organisasi, rasanya mider kalo gue gak ikut kepanitiaan apapun. Asal lu tau, gue salah satu orang yang gak suka birokrasi. Birokrasi itu bullshit. Gue founding father AOSIS, yaitu anti OSIS wkwk canda. Gue waktu itu gak suka banget orang orang yang sok sokan ngurusin organisasi, sok royal karena punya jabatan, diskriminatif sama kita yang bukan tergabung dalam organisasi apapun (buktinya kalo ada kepanitaan pasti yang ditunjuk adalah mereka yang tergabung dalam OSIS). Benci setengah mati gue. Padahal gue punya potensi gitu H E L L O!. Tapi gue berusaha lobi lobi supaya jadi “sesuatu” walaupun itu “Cuma” wakil ketua persekutuan doa. Please give applause to meee!!! Wkwkwkw.

Yang terakhir, doi rohani sekali, rasanya minder kalo gue gak aktif pelayanan. Melalui persekutuan doa itu, gue dateng terus ibadah Jumat, ikut panitia natal, paskah, ke panti asuhan, dsb dsb. Sampe akhirnya gue ngambil alkitab di sudut kamar gue yang biasanya Cuma gue ambil 1 x 7 hari yaitu hari Minggu doang. Latar belakang gue ngambil alkitab pada hari yang bukan minggu itu, gue kepo, kenapa sih doi begitu bersukacita dalam Tuhan? Kenapa dia selalu nyertain Yesus kalo dia lagi ngapa ngapain? Waktu ngangkat pujian, kenapa dia begitu meledak ledak kayak orang kesambet? Dan tanpa sadar... gue deket sama Tuhan. Gue mulai jadi Kristen aktif. Gue ngerasa di dunia ini bener bener hidup gue selalu digendong sama Tuhan Cuma gue gak sadar sadar. Emang siapa yang nolongin gua waktu jatuh dari motor sampe gue gak meninggal? Emang siapa yang nyiptain gue? Emang siapa yang ngasih keluarga yang berkecukupan? Emang siapa yang ngasih anggota tubuh lengkap?

Dan gue merenung.

gue sadar lewat doi.

Gue mulai mengilhami kalo doi diciptakan (oleh Tuhan) supaya gue kembali (kepada Tuhan).

Thanks God for her.

Gue tau doi emang dabest. Kalo lihat kebelakang. Cuma gara gara 1 wanita aja hidup gua udah 180 derajat balik! Gue benefit banget ngejar ngejar doi.  Gue nothing to loose. Untuk pertama kalinya nilai fisika gue yang pernah 19, jadi 91 waktu UAS. Gue jadi makhluk terapih di keluarga gue. Gue jadi orang terbersih dikeluarga gue. Dan yang terpenting gue jadi kenal Tuhan yang selalu nolong gue kalo gue ada kesusahan.

Dan puncaknya, gue masuk di sekolah impian gue SMA Tarnus di Magelang.

Dan itu artinya, gue tahu, gue harus pisah sama doi...

Begitulah.... sampe sekarang gue masih selalu bersyukur sama Tuhan gue, gue pernah kenal sama dia. Gue gak pernah nyesel, walau sekarang mungkin gue gak sama dia. Dan sampe sekarang ambisi gue itu masih tetap sama, tapi mungkin ditujukan pada orang yang berbeda. Tentu gue nggak tau caranya gimana berterimakasih sama doi (walau doi mungkin gak pernah ngerasa dia ngubah hidup gue sehingga gue punya hidup yang bener)

Sekarang gue step forward. Dan gue harap pilihan gue kali ini sama benarnya dengan pilihan yang gue pernah buat 4 tahun lalu. Chasing perfection. Astungkara.








EK.

Minggu, 03 April 2016

Gratitude

pagi ini gue merenung.

sebenernya siapa ya yang buat gue jadi kayak gini? gue bersyukur banget gue punya passion. tiap aktivitas yang gue lakuin itu kayak suatu mahakarya, bahkan yang kecil dan mungkin buat orang lain gak berarti. gue gak begitu narsis gitu sih, cuman misalnya gue ada pencapaian, gue kayak: Tuhan, gue cuman 1 dari sekian banyak orang, kok Tuhan suka ngasih banyak sih ke gue, please Tuhan kasih penjelasan kenapa gue bisa terlalu berkelimpahan.

gue lihat pengamen kmaren malem. gue merenung.

gua nyuruh dia pergi karena ngganggu banget orang lagi makan gitu. pengamen itu, kenapa dia gak usaha yang lain aja sih? gue mulai menempatkan diri gue sendiri sebagai pengamen. kalo gue jadi pengamen, gue bakal tinggalin ngamen gue, cari kerja di orang kaya, kerja yang bagus. gak lagi nggangguin orang lagi makan.

disisi lain,

salah nggak sih Tuhan, kalo gue lahir di keluarga yang bisa membiyayai gue sampe kuliah, bahkan ntar kalo mau lanjut S2? sementara pengamen itu, dia gak bisa nikmatin indahnya kehidupan; kos bagus, AC yang nyala tiap hari, laptop yang bisa dipake buat main game, hape yang bisa liat informasi tiap harinya, televisi, playstation, apapun itu.gua kayak ngerasa bersalah banget lihat pengamen itu. tapi seandainya gue beneran lahir jadi pengamen itu, survive kah gue?

gue inget suatu hari waktu gue dikasih tugas sama guru gue.

ketika itu pengumpulan tugas adalah 1 minggu dari pemberitahuan tugas, satu ide pun nggak bisa gue hasilin selama berjam jam begitu denger pemberitahuan tugas yang notabene masih ada waktu 1 minggu lagi. hari kedua masih ga bisa, ketiga masih sama, keempat gue gelisah, kelima gue gundah, keenam gue mulai pengen nyerah dan pengen asal asalan aja buat tugasnya. akhirnya malam ketika besoknya tugas harus dikumpulin. IDE MUNCUL. begitu KEPEPET. THE POWER OF KEPEPET  gitu gua bilang.

KEPEPET.

gue mulai mikir lagi. mungkin yang dikasih nasib jadi pengamen itu adalah mereka sebenernya yang lebih dari kita yang mampu. Tuhan nyiptain dia kehidupan yang KEPEPET. gue mulai mengilhami, dia dikasih KEPEPET supaya dia punya ledakan dalam hidupnya. suatu IDE. gue teringat Presiden kita Pak Jokowi, seorang anak petani. miskin. kepepet. begitu ada IDE dikit aja... jadilah ia presiden. lah gua? yang mampu?dan gua yang punya "1 minggu" buat ngerjain tugas, satu IDE pun gak muncul! sampe gue KEPEPET baru muncul suatu masterpiece.

gua tahu Tuhan itu Ratu Adil, semenjak perenungan gue tadi pagi, semua begitu jelas. gue yang nggak kepepet, harusnya bisa lebih dari mereka. gue harus lebih bersyukur, lebih kerja keras dari pengamen, gue bakal manfaatin "1 minggu" yang dikasih Tuhan secara MAX. promise.




ROMAN ROMAN GITU

kalo ditanya masalah roman. apa iya sih, gue mau pacaran kalo lagi kepepet aja? atau kalo lagi butuh aja? nggak.

the fact is, gue bersyukur banget, kalo gue nemuin orang yang pas buat gue, gue bakal ngejar orang itu sampe dapet. apapun gue lakuin. toh kalo akhirnya gue ga dapet, usaha tuh pasti ada hasilnya. istilahnya, Tuhan tuh selalu ngasih. (buat cerita yang ini "ROMAN ROMAN GITU" mungkin next post aja yah, soalnya lain cerita sama yang diatas wkwkwk, gue aslinya udah ga sabar posting yang ini, karena aslinya gue udah nulis duluan yang ini daripada yang diatas hahaha :DD)










SINCERELY,
GUE








happy sunday.

Jumat, 01 April 2016

Ketika Gue (Mau) Bilang Cinta


HAI! (AND I MEAN SUPER BIG HAI TO YOU GUYS WKWK)

after a long journey to the center of your heart (aish), akhirnya gue bisa posting blog lagi. sebenernya yang bikin gue ga bisa post lagi itu karena laptop gue kmaren kecemplung kolam, dan keyboard nya korslet (and this made me feel like a shitty all the time) sampe akhirnya ASUS SERVICE CENTER mau ngobatin si item Enia ini (Enia is my laptop's name btw)

sebelum ke main topic, gue happy juga Miranda habis diservice tadi pagi (Miranda is my motorcycle's name btw) pokoknya minggu ini semua serba diservice, and everything like a brand new! :D #happymax

oke.

ketika gue (mau) bilang cinta...

ketika gue bilang cinta, jauh sebelum itu di otak gue yang terdapat di tengkorak gue memproses data data yang begitu complicated. apa data yang gue butuhkan jauh jauh hari sebelum akhirnya bilang cinta?

1. KEPO
kepengen tahu latar belakang si doi. tentu tujuannya gue pengen membandingkan dengan standar yang telah gue tetapkan sendiri, gue suka mikir mikir sebelum tidur, oh gini ya cewek ini dan itu. tapi biasanya gue juga membandingkan dengan realita, kalo informasinya gini tapi kenyataannya kok gitu... BLOCK

2. BIBIT BEBET BOBOT
Bibit berarti asal-usul, keturunan. Bebet adalah keluarga, lingkungan, dengan siapa teman-temannya. Sedangkan bobot adalah kepribadian, pendidikan, pekerjaan, gaya hidup dan tentu saja tingkat keimanan.

BIBIT; ni orang keluarganya kaya apa yah? tar kalo gue jadi pacarnya ditabokin sama bapaknya ga ya? tiap kali gue lihat bokap nya si doi, badan gue yang gede seolah tercover dengan mental gue yang tempe, so sad banget kalo nanti pacaran ditungguin bokap sama nyokap doi -__- , gue juga mesti lihat keluarganya tuh menanggapi gue apa adanya atau ada maunya, jangan sampe dapet keluarga yang malah menghambat pekerjaan misalnya.

BEBET: kalo bisa sih punya relasi yang dekat ama lu lu pada, misalnya satu kampus, satu fakultas, satu kelas, satu kelompok, satu kos (?)

BOBOT: latar belakang pendidikan tu hukumnya WAJIB guyss, lu pada kalo ngerasa perjuangan hidup lu berat, lu tuh worth gitu punya pacar dengan beban hidup yang sama dengan lu, karena cinta itu sebuah perjuangan yang layak diperjuangkan bersama dengan kontribusi usaha yang sama. gak bisa kan gue sendiri yang mati matian memperjuangkan sendiri... bukan cinta namanya... terus kalo bisa seagama, gue suka orang yang dia lebih ngutamain Tuhan daripada gue, bagaimanapun itu. terus
kalo bibit bebet bobot gak masuk kriteria... BLOCK

3. MULTITALENT
tau ga sih, sebenernya manusia itu diciptakan sama satu dengan yang lain oleh Tuhan, kecuali mereka yang mungkin kurang beruntung (cacat bawaan atau lahir) selama ada kemauan kita bisa menjadi siapa pun. lihat Mozart, gue yakin banget siapapun bisa kok jadi Mozart, yang kita butuhkan cuma latihan, usaha, dan kerja keras, soalnya yang gua yakinin, kita sama Mozart itu sama sama manusia yang anggota tubuhnya lengkap (punya otak juga, tangan juga, kaki juga, dsb)

singkatnya di section multitalent ini gue berharap gue dapet doi yang bisa ini itu dengan keterbatasan yang mungkin doi miliki. gak harus pinter dance, gak harus pinter masak mungkin. senggaknya dia punya potensi yang bisa dikembangkan.

4. PENGERTIAN
ni yang dibutuhkan cowok (yang nggak kurang ajar tentunya) sebenernya. tau ga sih, gue pengen ada dua mamah didunia ini. satu mama gua sendiri, satu lagi mama buat anak anak gua kelak. intinya lu pada gak mau kan punya istri yang jahat sama individu hasil pembuahan oleh SPERMA lu sendiri. pengertian bukan sama anak anak gue doang sih, gue juga perlu dingertiin wkwk. terus kalo gak pengertian... BLOCK

5. FAMOUSLESS
paling anti sama mereka yang mungkin punya kelebihan dibidang estetika tapi dipergunakan untuk keperluan yang mungkin gak ada tujuan yang jelas seperti... hits. dude, seberapa famous elu gak jamin hidup lu bahagia. ada yang suka banget ngoceh di sosmed tapi in the real life kayak kesepian gitu. bohong sama diri sendiri. terus buat mereka yang suka pamer estetika tanpa ada tujuan... BLOCK

gue suka mereka yang jadi produser atas film mereka sendiri. mereka yang kerja keras tanpa terekspose. artinya, kerja keras tanpa menghilangkan makna kerja keras itu sendiri, if you know what i mean.





sebenernya banyak banget yang perlu dipertimbangkan sebelum gue ngomong cinta ke orang. tapi yang perlu lu ingat, manusia itu gak ada yang ultimately perfect. jangan terlalu selektif sama orang, terima lah kalo emang lu ada zing sama doi, ntar kekurangannya kita lah yang nutupin. pikiran pikiran diatas tuh cuma istilahnya sebuah patokan.

yang jelas be yourself aja dengan usaha dan kemampuan yang kita miliki, kita bisa ngejar kesempurnaan.


#happylife







#aittttssssss



Selasa, 09 Februari 2016

What happens next?





It's unbelievable
This is as good as it gets
It's unbelievable
Don't know what's gonna happen next
It's unbelievable
You haven't seen nothing yet
It's unbelievable, it's unbelievable

When I was a kid I saved up all my dough so I could buy C-3PO
Put Mentos in my Diet Coke in the backseat of the bus
When I was a kid I ate Spaghetti-Os, played laser tag and G.I. Joes
And if you vowed "no girls allowed, " then you could join the club
When I was a kid I spent my Saturdays
Blowin' on Nintendo games
The newest thing was "Lion King, " and I could feel the love

When I was a kid I dreamed of Power Wheels
Stayed up late watching action films
And I won't lie, my friends and I, were too legit to quit
When I was a kid I lived for climbing trees, ate Dr. Pepper jellybeans
My favorite part of "Jurassic Park" was how real the raptors looked
When I was a kid I still had VHS, watched Fresh Prince and Jazzy Jeff
Zack Morris owned the first cell phone, and it was off the hook!


Gak, Pogs, and Floam, and "Home Alone, " "Berenstein Bears" and bean bag chairs
My L.A. Looks and Goosebumps books, oh Etch-a-Sketch
What happens next?
Grape Juicy Juice and Dr. Seuss, piggy-back rides and
Slip 'N Slides, McDonald's fries, those were the best
What happens next?

It's unbelievable
When I think back I'm amazed
It's unbelievable
Cause baby those were the days
It's unbelievable
It ruled in so many ways
It's unbelievable
it's unbelievable



PIE SUSU


  Pagi itu kondisinya lembap dan panas. Itu hari pertama hari aku masuk kampus, dan tentunya ada program yang mengatasnamakan studentday sebagai bentuk ospek yang terselubung, tapi whatever, kita nggak ngomongin ospek ospek sekarang, tapi peristiwa yang lain yang ada didalamnya.

Pendaftaran untuk ospek studentday itu menyebalkan, kebetulan kampus Udayana dibagi dua, satu dibukit, satu di Sudirman, Denpasar, dan pendaftarannya di bukit. Bukitnya bukan yang sejuk sejuk itu, bukan!, bukit kapur, tandus dan kering, tapi sesaat bukit itu jadi tempat yang menyenangkan. Pemilik sepasang bola mata cokelat hadir, si pie susu, karena untuk merasakan kehadirannya bahkan indera visual tidak mampu mendeskripsikannya. Dia memanjakan setiap rangsang yang memungkinkan untuk muncul bahkan saat kondisi yang tidak seharusnya dirangsang.

Rangsang? HMMMMM ”RANGSANG” wkwk

Pie susu sepertinya lihai menyembunyikan ke-tahuan-nya kalau ia sedang diperhatikan. She always do. Likei know you watching me” . pie susu, gurih dipinggir, manis ditengah. Hmm, i like it. unfortunately, everyone favourite too!. naluri ini penasaran. 

Tapi

Aku kan punya teman SMP, dia punya motto kurang lebih seperti begini “good is not enough, be the different one!” namanya Ara. Aku suka motto ini. jadi berbeda itu sesuatu yang kreatif dan menarik. “jadi berbeda” HMMMMM. Semua suka pie susu. Aku bukan orang yang tipikal. Yang kumaksud adalah antimainstream, aku nggak suka apa yang kebanyakan orang lain suka.

Aku nggak suka pie susu.

Nah, kalo udah daftar ospek studentday, kegiatannya dilaksanakan di Sudirman. Untung di Sudirman. Adem, sejuk, angin anginan, itulah kontra kondisi Sudirman dan bukit. ospek studentday itu kurang lebih sama dengan yang kebanyakan institusi adakan. Cuman yang membuat beda pada hari itu,

Pie susu

Sebenenya komposisi pie susu itu sederhana, di Bali sendiri ada merk terkenal pie susu ”enaaak”  ingat “A” nya ada 3. Kalau nggak 3 tu it’s fake. Rasanya tu loh. Lu musti coba. Karena demikian, bentuk pie susu itu bulat, tapi diameternya nggak besar, Cuma 10 cm. Emang enak, tapi menurutku itu semu, enak tapi kecilllllllll sekali. Kalo gak beli banyak, rasanya... ah fak, ga bisa nahan buat nyemil pie susu lagi.

Mungkin

Itu juga mungkin pas banget sama karakter si pie susu.

(to be continued)

Malem ini gue ga pengen ngelanjutin kisah pie susu dulu, mungkin besok besok. Wkwk


bye 

Selasa, 05 Januari 2016

THE CURSE





Jadi panitia Natal
Sepertinya menjadi
Kutukanku :’D



whatever,

Merry Christmas !

Jumat, 01 Januari 2016

FIRST!


2016

WELL,
IM STILL THAT KID ON THE ROCKET RIDE,
TO INFINITY AND BEYOND