Peperangan Batin
Otak : Sepertinya…aku memang tidak pernah cocok dengan Hati…dia terlalu sensitif.
Hati : Otak itu terlalu keras berpikir, terlalu banyak menimbang-nimbangkan hal yang seharusnya dirasa…bukan dipikirkan.
Otak : Setidaknya aku berkiblat pada realita, tidak seperti Hati yang selalu didominasi oleh mimpi.
Hati : Mimpi itu adalah harapan…Seseorang tanpa harapan dapat mati sia-sia.
Otak : Tapi harapan tanpa diimbangi logika malah dapat mematikan jiwa, bukan?
Hati : Aku berjuang demi apa yang aku rasakan
Otak : Tapi kau tidak boleh hanya merasa…kau harus melihat dan mendengarkan. Dan kedua hal tadilah yang menunjang tugasku…BERPIKIR.
Hati : Bagaimana kalau apa yang kau lihat dan kau dengar itu salah? Semua berpulang lagi pada diriku
Otak : Kamu terlalu banyak membantah dirimu sendiri, Hati…padahal kamu tahu kebenaran realita yang sesungguhnya yang juga telah kupertimbangkan masak-masak! Dan bahkan dirimu sendiripun tahu mana yang benar, tapi kamu selalu menyangkalnya!
Hati : Jangan sok tahu, Otak…kamu bahkan tidak pernah tahu apa yang aku rasakan karena kamu selalu berkutat dengan pemikiran-pemikiranmu sendiri
Otak : Kenapa kamu selalu bilang TIDAK disaat aku bilang IYA? Atau sebaliknya?
Hati : Karena aku adalah tempat lahir cinta dan emosi…jadi aku tahu mana yang benar.
Otak : Benar? Bagaimana kalau itu salah, karena tempatmu terlalu digelapkan cinta dan emosi?
Hati : Cinta itu justru menerangkan segalanya…aku akan terus mencoba karena cinta…
Otak : Kita lihat saja nanti siapa yang akan menang…aku Cuma malas berkata “
Mulut : AH CUKUP!!! Kalian membuatku sangat bingung sekarang. Aku terletak di antara tempat kalian, jembatan Otak dan Hati…Kalau kalian terus-menerus bertengkar hebat lalu keputusan apa yang harus aku sampaikan kepada dunia??
PS : Tulisan ini didedikasikan untuk semua yang memiliki passion-nya masing-masing...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar